Network
Palangkaraya News - Dalam mendukung ketersediaan vaksin dan obat untuk penyakit cacar monyet yang saat ini tengah mewabah di Indonesia, Penny R Lukito, Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) berkomitmen untuk menjaga kualitas vaksin dan obat tersebut di sepnajang jalur distribusinya.
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) telah menyiapkan setidaknya tiga strategi untuk mendukung ketersediaan vaksin penyakit cacar monyet untuk mencegah agar penyebaran penyakit cacar monyet tidak semakin luas di Indonesia.
Strategi pertama, melalui mekanisme expanded access uji klinik, yaitu untuk keperluan vaksin dan obat yang masih dalam proses penelitian. Dalam hal ini, vaksin dan obat tersebut harus dipantau secara intensif untuk mengetahui perkembangannya.
Baca Juga: Diskriminasi Cucu Mensos Risma di Taman Bermain Anak Surabaya
Strategi kedua, dilakukan dengan menerbitkan izin penggunaan darurat Emergency Use Authorization (EUA), untuk jenis vaksin dan obat yang telah disetujui di beberapa negara.
Strategi ketiga, melalui mekanisme Special Access Scheme (SAS), untuk jenis vaksin dan obat yang telah disetujui di beberapa negara, tetapi dengan jumlah yang terbatas.
Jenis vaksin yang dikembangkan dan disiapkan oleh BPOM, antara lain Jynneos, Imvanex, Imvamune, LC16M8 dari SVRG Kaketsuken, dan ACAM2000 dari Sanofi Pasteur.
Untuk tiga jenis vaksin, yaitu Jynneos, Imvanex, dan Imvamune merupakan vaksin yang diproduksi oleh Bavarian Nordic berasal dari Denmark. Untuk anjuran penggunaannya, diperuntukkan untuk dewasa dengan usia lebih dari 18 tahun.
Baca Juga: Bule Tanyakan Kepastian Hadiah Lomba Indonesia International Marathon, Nomor Diblokir
Artikel Rekomendasi